Pendidikan anak karbitan | Part II, setelah tadi kita bahas betapa banyaknya cara cara karbitan untuk mendapatkan anak pintar dengan cara instan dan hasil yang diperoleh di pendidikan anak karbitan | part I. mari kita simak tipe orang tua/ berbagai gaya orang tua dalam mendidik anak. kita bisa mengelompokkan gaya mendidik orang tua yang sesuai dengan diri kita, dan kita bisa belajar dari sini untuk menjadi lebih baik lagi. ternyata pendidikan tidak hanya melulu di serahkan 100% disekolah peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak untuk masa depan, mari kita simak lanjutan pendidikan anak karbitan part II, semoga bermanfaat.
BERBAGAI GAYA ORANGTUA
Kondisi
ketidakpatutan dalam memperIakukan anak ini telah melahirkan berbagai gaya
orangtua (Parenting Style) yang melakukan kesalahan “mis-education” terhadap
pengasuhan pendidikan anak-anaknya. Elkind (1989) mengelompokkan berbagai gaya
orangtua dalam pengasuhan, antara lain:
Gourmet Parents– (ORANG TUA BORJU/ Mewah)
Mereka
adalah kelompok pasangan muda yang sukses. Memiliki rumah bagus, mobil mewah,
liburan ke tempat-tempat yang eksotis di dunia, dengan gaya hidup kebarat
baratan. Apabila menjadi orangtua maka mereka akan cenderung merawat
anak-anaknya seperti halnya merawat karier dan harta mereka. Penuh dengan
ambisi! Berbagai macam buku akan dibaca karena ingin tahu isu-isu mutakhir
tentang cara mengasuh anak. Mereka sangat percaya bahwa tugas pengasuhan yang
baik seperti halnya membangun karier, maka “superkids” merupakan bukti dari
kehebatan mereka sebagai orangtua. Orangtua kelompok ini memakaikan
anak-anaknya baju-baju mahal bermerek terkenal, memasukkannya ke dalam
program-program eksklusif yang prestisius. Keluar masuk restoran mahal. Usia 3
tahun anak-anak mereka sudah diajak tamasya keliling dunia mendampingi orangtuanya.
Jika suatu saat kita melihat sebuah sekolah yang halaman parkirnya dipenuhi
oleh berbagai merek mobil terkenal, maka itulah sekolah banyak kelompok
orangtua “gourmet ” atau kelompok borju menyekolahkan anak-anaknya.
College Degree Parents — (ORANG TUA INTELEK )
Kelompok
ini merupakan bentuk lain dari keluarga intelek yang menengah ke atas. Mereka
sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Sering melibatkan diri dalam
barbagai kegiatan di sekolah anaknya. Misalnya membantu membuat majalah dinding
dan kegiatan ekstra kurikular lainnya. Mereka percaya pendidikan yang baik
merupakan pondasi dari kesuksesan hidup. Terkadang mereka juga tergiur
menjadikan anak-anak mereka “Superkids “, apabila si anak memperlihatkan
kemampuan akademik yang tinggi. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anaknya
ke sekolah mahal yang prestisius sebagai bukti bahwa mereka mampu dan percaya
bahwa pendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas. Kelebihan
kelompok ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulum yang
dilaksanakan di sekolah anak anaknya. Dan dalam banyak hal mereka banyak
membantu dan peduli dengan kondisi sekolah.
Gold Medal Parents –(ORANG TUA SELEBRITIS )
Kelompok
ini adalah kelompok orangtua yang menginginkan anak-anaknya menjadi kompetitor
dalam berbagai gelanggang. Mereka sering mengikutkan anaknya ke berbagai
kompetisi dan gelanggang. Ada gelanggang ilmu pengetahuan seperti Olimpiade
matematika dan sains yang akhir-akhir ini lagi marak di Indonesia . Ada juga
gelanggang seni seperti ikut menyanyi, kontes menari, terkadang kontes
kecantikan. Berbagai cara akan mereka tempuh agar anak-anaknya dapat meraih
kemenangan dan menjadi “seorang Bintang Sejati “. Sejak dini mereka persiapkan
anak-anak mereka menjadi “Sang Juara”, mulai dari juara renang, menyanyi dan
melukis hingga none abang cilik kelika anak-anak mereka masih berusia TK.
Sebagai
ilustrasi dalam sebuah arena lomba ratu cilik di Padang puluhan anak-anak TK
baik laki-laki maupun perempuan tengah menunggu di mulainya lomba pakaian adat.
Ruangan yang sesak, penuh asap rokok, dan acara yang molor menunggu datangnya
tokoh anak dari Jakarta. Anak-anak mulai resah, berkeringat, mata memerah
karena keringat melelehi mascara anak kecil mereka. Para orangtua masih
bersemangat, membujuk anak-anaknya bersabar.
Mengharapkan
acara segera di mulai dan anaknya akan kelular sebagai pemenang. Sementara
pihak penyelenggara mengusir panas dengan berkipas kertas. Banyak kasus yang
mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisi kelompok gold medal
parents ini. Sebagai contoh pada tahun 70-an seorang gadis kecil pesenam usia
TK mengalami kelainan tulang akibat ambisi ayahnya yang guru olahraga. Atau
kasus “bintang cilik” Yoan Tanamal yang mengalami tekanan hidup dari dunia
glamour masa kanak-kanaknya. Kemudian menjadikannya pengguna dan pengedar
narkoba hingga menjadi penghuni penjara. Atau bintang cilik dunia Heintje yang
setelah dewasa hanya menjadi pasien dokter jiwa. Gold medal parent menimbulkan
banyak bencana pada anak-anak mereka!
Pada
tanggal 29 Mei lalu kita saksikan di TV bagaimana bintang cilik “Joshua” yang
bintangnya mulai meredup dan mengkhawatirkan orangtuanya. Orangtua Joshua
berambisi untuk kembali menjadikan anaknya seorang bintang dengan kembali
menggelar konser tunggal. Sebagian dari kita tentu masih ingat bagaimana lucu
dan pintarnya Joshua ketika berumur kurang 3 tahun. Dia muncul di TV sebagai
anak ajaib karena dapat menghapal puluhan nama-nama kepala negara. Kemudian di
usia balitanya dia menjadi penyanyi cilik terkenal. Kita kagum bagaimana
seorang bapak yang tamatan SMU dan bekerja di salon dapat membentuk dan
menjadikan anaknya seorang “superkid” –seorang penyanyi sekaligus seorang
bintang film….
Do-it Yourself Parents
Merupakan
kelompok orangtua yang mengasuh anak-anaknya secara alami dan menyatu dengan
semesta. Mereka sering menjadi pelayan professional di bidang sosial dan
kesehatan, sebagai pekerja sosial di sekolah, di tempat ibadah, di Posyandu dan
di perpustakaan. Kelompok ini menyekolahkan anak-anaknya di sekolah negeri yang
tidak begitu mahal dan sesuai dengan keuangan mereka. Walaupun begitu kelompok
ini juga bemimpi untuk menjadikan anak-anaknya “Superkids” –earlier is better”.
Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mereka diajak mencintai lingkungannya.
Mereka juga mengajarkan merawat dan memelihara hewan atau tumbuhan yang mereka
sukai. Kelompok ini merupakan kelompok penyayang binatang, dan mencintai
lingkungan hidup yang bersih.
Outward Bound Parents— (ORANG TUA PARANOID)
Untuk
orangtua kelompok ini mereka memprioritaskan pendidikan yang dapat memberi
kenyamanan dan keselamatan kepada anak-anaknya. Tujuan mereka sederhana, agar
anak-anak dapat bertahan di dunia yang penuh dengan permusuhan. Dunia di luar
keluarga mereka dianggap penuh dengan marabahaya. Jika mereka menyekolahkan anak-anaknya
maka mereka lebih memilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat tempat
tawuran yang berbahaya. Seperti halnya Do It Yourself Parents, kelompok ini
secara tak disengaja juga terkadang terpengaruh dan menerima konsep
“Superkids”. Mereka mengharapkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang hebat agar
dapat melindungi diri mereka dari berbagai macam marabahaya. Terkadang mereka
melatih kecakapan melindungi diri dari bahaya, seperti memasukkan anak-anaknya
“Karate, Yudo, pencak Silat” sejak dini. Ketidakpatutan pemikiran kelompok ini
dalam mendidik anak-anaknya adalah bahwa mereka terlalu berlebihan melihat
marabahaya di luar rumah tangga mereka, mudah panik dan ketakutan melihat
situasi yang selalu mereka pikir akan membawa dampak buruk kepada anak. Akibatnya
anak-anak mereka menjadi “steril” dengan lingkungannya.
Prodigy Parents –(ORANG TUA INSTANT)
Merupakan
kelompok orangtua yang sukses dalam karier namun tidak memiliki pendidikan yang
cukup. Mereka cukup berada, namun tidak berpendidikan yang baik. Mereka
memandang kesuksesan mereka di dunia bisnis merupakan bakat semata. Oleh karena
itu mereka juga memandang sekolah dengan sebelah mata, hanya sebagai kekuatan
yang akan menumpulkan kemampuan anak-anaknya.
Tidak
kalah mengejutkannya, mereka juga memandang anak-anaknya akan hebat dan sukses
seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yang cocok diberikan
kepada anak-anaknya. Oleh karena itu mereka sangat mudah terpengaruh kiat-kiat
atau cara unik dalam mendidik anak tanpa bersekolah. Buku-buku instant dalam
mendidik anak sangat mereka sukai. Misalnya buku tentang “Kiat-Kiat Mengajarkan
bayi Membaca” karangan Glenn Doman , atau “Kiat-Kiat Mengajarkan Bayi
Matematika” karangan Siegfried, “Berikan Anakmu pemikiran Cemerlang” karangan
Therese Engelmann, dan “Kiat-Kiat Mengajarkan Anak Dapat Membaca Dalam Waktu 9
Hari” karangan Sidney Ledson.
Encounter Group Parents–( ORANG TUA NGERUMPI )
Merupakan
kelompok orangtua yang memiliki dan menyenangi pergaulan. Mereka terkadang
cukup berpendidikan, namun tidak cukup berada atau terkadang tidak memiliki
pekerjaan tetap (luntang lantung). Terkadang mereka juga merupakan kelompok
orangtua yang kurang bahagia dalam perkawinannya.
Mereka
menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalam membina
hubungan dengan orang lain. Sebagai akibatnya kelompok ini sering melakukan
ketidakpatutan dalam mendidik anak-anak dengan berbagai perilaku “gang
ngrumpi” yang terkadang mengabaikan anak. Kelompok ini banyak membuang-buang
waktu dalam kelompoknya sehingga mengabaikan fungsi mereka sebagai orangtua.
Atau pun jika mereka memiliki aktivitas di kelompokya lebih berorientasi kepada
kepentingan kelompok mereka. Kelompok ini sangat mudah terpengaruh dan latah
untuk memilihkan pendidikan bagi anak-anaknya. Menjadikan anak-anak mereka
sebagai “Superkids” juga sangat diharapkan. Namun banyak dari anak anak mereka
biasanya kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan.
Milk and Cookies Parents-(ORANG TUA IDEAL)
Kelompok
ini merupakan kelompok orangtua yang memiliki masa kanak-kanak yang bahagia,
yang memiliki kehidupan masa kecil yang sehat dan manis. Mereka cenderung
menjadi orangtua yang hangat dan menyayangi anak-anaknya dengan tulus. Mereka
juga sangat peduli dan mengiringi tumbuh kembang anak-anak mereka dengan penuh dukungan.
Kelompok
ini tidak berpeluang menjadi orangtua yang melakukan “miseducation” dalam
merawat dan mengasuh anak-anaknya. Mereka memberikan lingkungan yang nyaman
kepada anak-anaknya dengan penuh perhatian, dan tumpahan cinta kasih yang tulus
sebagai orang tua.
Mereka
memenuhi rumah tangga mereka dengan buku-buku, lukisan dan musik yang disukai
oleh anak-anaknya. Mereka berdiskusi di ruang makan, bersahabat dan menciptakan
lingkungan yang menstimulasi anak-anak mereka untuk tumbuh mekar segala potensi
dirinya. Anak-anak mereka pun meninggalkan masa kanak-kanak dengan penuh
kenangan indah yang menyebabkan. Kehangatan hidup berkeluarga menumbuhkan
kekuatan rasa yang sehat pada anak untuk percaya diri dan antusias dalam
kehidupan belajar.
Kelompok
ini merupakan kelompok orangtua yang menjalankan tugasnya dengan patut kepada
anak-anak mereka. Mereka begitu yakin bahwa anak membutuhkan suatu proses dan
waktu untuk dapat menemukan sendiri keistimewaan yang dimilikinya. Dengan kata
lain mereka percaya bahwa anak sendirilah yang akan menemukan sendiri kekuatan
di dirinya. Bagi mereka setiap anak adalah benar-benar seorang anak yang hebat
dengan kekuatan potensi yang juga berbeda dan unik!
Kamu
harus tahu bahwa tiada satu pun yang lebih tinggi, atau lebih kuat, atau lebih
baik, atau pun lebih berharga dalam kehidupan nanti daripada kenangan indah;
terutama kenangan manis di masa kanak-kanak. Kamu mendengar banyak hal tentang
pendidikan, namun beberapa hal yang indah, kenangan berharga yang tersimpan
sejak kecil adalah mungkin itu pendidikan yang terbaik. Apabila seseorang
menyimpan banyak kenangan indah di masa kecilnya, maka kelak seluruh
kehidupannya akan terselamatkan. Bahkan apabila hanya ada satu saja kenangan
indah yang tersiampan dalam hati kita, maka itulah kenangan yang akan
memberikan satu hari untuk keselamatan kita” (destoyevsky’ s brothers karamoz)
0 komentar:
Post a Comment