Dukuh Tangkisan, Desa Karangmojo, Kecamatan Klego yang diduga sebagian warganya menderita suspect antraks dinyatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan itu dilakukan setelah sebelumnya di daerah tersebut belum pernah ditemukan peristiwa serupa. Kepala Dinkes Boyolali, dr. Yulianto Prabowo, M.Kes, mengatakan, penetapan KLB di Desa Karangmojo itu dilakukan setelah Dinkes melakukan pemantauan terhadap sembilan warga yang terkena penyakit yang diduga antraks. Ditetapkannya kawasan itu sebagai KLB antraks agar penanganan lebih fokus. Selain itu, penetapan itu lebih karena daerah itu tidak pernah ditemukan kasus serupa.
Kasus antraks ini bukan kali pertama terjadi di Boyolali. Sebelumnya pada tahun 1992, kasus antraks telah merenggut nyawa 18 jiwa anak-anak di Kopen, Teras. Selain itu, kasus itu juga menyebabkan 25 orang positif menderita antraks. Kasus antraks itu muncul setelah adanya kontak antara hewan sakit karena diduga terinfeksi bacillus anthracis dengan manusia. Dengan adanya kontak itu, virus itu sangat cepat menyebar dan menyebabkan manusia bisa terkena, baik melalui kulit, saluran pernafasan, pencernaan maupun otak yang dikenal dengan meningitis.
Sementara itu, Plt. Sekda Boyolali, Ir. Mulyatno, mengatakan, Pemkab Boyolali akan melakukan pengetatan distribusi hewan ternak yang masuk ke Boyolali. Dari kasus dugaan antraks di Klego tersebut, sapi yang disembelih itu dibeli dari daerah di luar Boyolali. Diakui, munculnya kasus dugaan antraks itu karena ketidaktahuan masyarakat akan penyakit tersebut. Dengan kondisi itu, Pemkab akan bekerja sama dengan dokter hewan untuk selalu melakukan sosialisasi tentang penyakit itu.
Pada kesempatan lain, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, drh. Dwi Priyatmoko, mengatakan, pesan singkat dari Balai Besar Penyidikan Veteriner Wates Jogja, Minggu malam, menyatakan sampel negatif antraks. Meski demikian, Disnakkan akan melakukan vaksinasi terhadap seluruh hewan ternak milik warga Dukuh Tangkisan, Desa Karangmojo, Klego, sebagai langkah pencegahan agar tidak menular ke seluruh hewan ternak milik warga setempat.-SP-
0 komentar:
Post a Comment