Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.
Penyakit Antraks termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (Zoonosis). Penyakit ini paling sering menyerang ternak herbivora terutama sapi, domba, kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Hewan kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan sehingga sebagian penderita selamat dari maut. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Berdasar penelitan yang selama ini telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18 penderita meninggal).
Antraks adalah Penyakit Hewan Menular yang bersifat zoonosis, akut menyerang hewan pemamah biak (sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dll), burung unta maupunj manusia dan dimasukkan dalam golongan Re-emerging disease. Sejak tahun 1932 penyakit ini dilaporkan sudah endemis pada hewan di 11 Propinsi di Indonesia yaitu di Propinsi Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua, sedangkan kasus terakhir pada manusia tahun 2007/2008 dilaporkan di enam Propinsi yaitu di Propinsi Jawa Barat (Kabupaten Bekasi, Purwakarta), Jawa Tengah (Kabupaten Boyolali, Desember 2008), NTT (Kabupaten Sumba Barat, Maret 2007), NTB (Sumbawa Besar, Sumbawa Barat, Dompu, Bima), Sulawesi Selatan (Makassar) dan DKI Jakarta (Mei 2008). Sebahagian besar kasus adalah bersifat antraks kulit. Agen penyakit adalah Bacillus Anthracis, gram positif, non motile, dan berspora sedangkan bentuk vegetatif rentan terhadap desinfektan, antiseptik, dan antibiotik.
b. Cara penularan penyakit :
- kontak langsung dengan hewan sakit
- Menghirup spora dari hewan yang sakit, spora antraks yang ada di tanah/rumput dan lingkungan yang tercemar spora antraks maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan yang sakit, seperti kulit, daging, tulang, dan darah.
- Mengkonsumsi daging hewan yang sakit/mati dan produknya karena antraks
- Pernah dilaporkan melalui gigitan serangga Afrika yang telah memakan bangkai hewan yang tertular kuman Antraks.
- Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi
- Meskipun penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi terjadi tapi kewaspadaan standar tetap diperlukan seperti : Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan/kontak dengan pasien, Peralatan bedah sehabis pakai cepat disterilkan, Kasa bekas pakai di bakar, Dianjurkan memakai pakaian pelindung dan sarung tangan sekali pakai, Bila memiliki luka ditangan, tutup lukanya dan hindari kontak langsung, Hindari manipulasi pada luka Antraks, Pakai masker pada perawatan Antraks paru, Lakukan desinfeksi tingkat tinggi untuk semua peralatan.
Manifestasi Klinis antraks :
- Antraks kulit (kontak langsung dengan hewan/produk hewan yang tercemar spora Antraks)
- Antraks gastrointestinal (akibat memakan daging tercemar, tangan yang tercemar)
- Antraks pulmonal (menghirup spora)
- Meningitis Antraks (penjalaran dari antraks bentuk lain)
c. Pencegahan
vedio penularan antraks
Penyakit Antraks termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (Zoonosis). Penyakit ini paling sering menyerang ternak herbivora terutama sapi, domba, kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Hewan kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan sehingga sebagian penderita selamat dari maut. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Berdasar penelitan yang selama ini telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18 penderita meninggal).
Penyebab antraks adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Di alam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan tahun dalam tanah dan bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia. Hewan tertular akibat memakan spora yang menempel pada tanaman yang dimakan. Hewan yang mati akibat antraks harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah); mengonsumsi produk hewan yang kena antraks: atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang. Karenanya ada empat tipe antraks yaitu antraks kulit, antraks usus (pencernaan), antraks paru (pernapasan) dan antraks otak.Antraks otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak.
Masa inkubasi antraks kulit sekitar dua sampai lima hari. Mula-mula kulit gatal, kemudian melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya. Di sekitar keropeng bengkak dan nyeri. Pada antraks yang masuk tubuh dalam 24 jam sudah tampak tanda demam. Mual, muntah darah pada antraks usus, batuk, sesak napas pada antraks paru, sakit kepala dan kejang pada antraks otak. Jika tak segera diobati bisa meninggal dalam waktu satu atau dua hari. Karena setiap petugas kesehatan sudah dilatih untuk menangani, sebaiknya penderita segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit agar penderita segera mendapat pengobatan yang tepat.
Untuk mencegah tertular antraks dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum makan.
Antraks adalah Penyakit Hewan Menular yang bersifat zoonosis, akut menyerang hewan pemamah biak (sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dll), burung unta maupunj manusia dan dimasukkan dalam golongan Re-emerging disease. Sejak tahun 1932 penyakit ini dilaporkan sudah endemis pada hewan di 11 Propinsi di Indonesia yaitu di Propinsi Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua, sedangkan kasus terakhir pada manusia tahun 2007/2008 dilaporkan di enam Propinsi yaitu di Propinsi Jawa Barat (Kabupaten Bekasi, Purwakarta), Jawa Tengah (Kabupaten Boyolali, Desember 2008), NTT (Kabupaten Sumba Barat, Maret 2007), NTB (Sumbawa Besar, Sumbawa Barat, Dompu, Bima), Sulawesi Selatan (Makassar) dan DKI Jakarta (Mei 2008). Sebahagian besar kasus adalah bersifat antraks kulit. Agen penyakit adalah Bacillus Anthracis, gram positif, non motile, dan berspora sedangkan bentuk vegetatif rentan terhadap desinfektan, antiseptik, dan antibiotik.
b. Cara penularan penyakit :
- kontak langsung dengan hewan sakit
- Menghirup spora dari hewan yang sakit, spora antraks yang ada di tanah/rumput dan lingkungan yang tercemar spora antraks maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan yang sakit, seperti kulit, daging, tulang, dan darah.
- Mengkonsumsi daging hewan yang sakit/mati dan produknya karena antraks
- Pernah dilaporkan melalui gigitan serangga Afrika yang telah memakan bangkai hewan yang tertular kuman Antraks.
- Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi
- Meskipun penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi terjadi tapi kewaspadaan standar tetap diperlukan seperti : Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan/kontak dengan pasien, Peralatan bedah sehabis pakai cepat disterilkan, Kasa bekas pakai di bakar, Dianjurkan memakai pakaian pelindung dan sarung tangan sekali pakai, Bila memiliki luka ditangan, tutup lukanya dan hindari kontak langsung, Hindari manipulasi pada luka Antraks, Pakai masker pada perawatan Antraks paru, Lakukan desinfeksi tingkat tinggi untuk semua peralatan.
Manifestasi Klinis antraks :
- Antraks kulit (kontak langsung dengan hewan/produk hewan yang tercemar spora Antraks)
- Antraks gastrointestinal (akibat memakan daging tercemar, tangan yang tercemar)
- Antraks pulmonal (menghirup spora)
- Meningitis Antraks (penjalaran dari antraks bentuk lain)
c. Pencegahan
- Kewaspadaan dini menjelang terjadinya pergantian musim dari musim kemarau ke musim penghujan
- Kebersihan individu dan lingkungan melalui perilaku hidup bersih dan sehat, tidak mengkonsumsi hewan sakit dan tidak membuat barang-barang dari produk hewan yang sakit/mati karena kuman antraks
- Pencegahan pada reservoir dengan cara pemberian vaksinasi dan pengawasan pemotongan hewan pre dan post mortum.
vedio penularan antraks
0 komentar:
Post a Comment