Pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, mengalami patah roda depan (nose wheel). Roda belakang (landing gear) masuk ke tanah berikut mesin pesawat.
"Pesawat tergelincir ke sisi kiri runway. Masuk ke rerumputan. Nose wheel patah, landing masuk tanah. Engine menempel ke tanah," jelas Corporate Secretary PT Angkasa Pura II Hari Cahyono pada detikcom, Jumat (1/6/2012).
Pesawat Srwijiaya bernomor registrasi PK CJV ini dipiloti Yohannes dengan kopilot Fabian W. Semua orang di pesawat itu, 163 orang yang termasuk 2 anak, 1 bayi serta 4 kru (2 pramugari dan 2 pramugara), selamat.
AP II, imbuh Hari, langsung responsif dan kooperatif untuk mengevakuasi pesawat Sriwijaya dari runway 015 itu.
Lebih dari 150 penumpang pesawat maskapai Sriwijaya dengan nomor penerbangan SC 188 yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta menuju Bandara Supadio Pontianak, Jumat, mengalami shock setelah pesawat yang mereka tumpangi tergelincir saat mendarat sekitar pukul 12.10.
"Saat akan mendarat, kondisi cuaca memang sudah tidak mendukung karena tepat di atas Bandara Supadio hujan sangat lebat. Tanpa pemberitahuan dari awak pesawat mengenai kondisi cuaca di luar, pesawat langsung mendarat," kata Muammar Khadafi, salah seorang penumpang Sriwijaya itu.
Dikatakan Khadafi, ketika pesawat mendarat, terjadi benturan keras sehingga membuat pesawat terguncang.
Penumpang semakin panik ketika pesawat berjalan tidak stabil, dikarenakan landasan yang licin tergenang air.
"Sekitar satu menit setelah pesawat mendarat, tiba-tiba bagian depan pesawat menghantam keras ke bawah, tepat di ujung landasan. Saat itu juga semua penumpang berteriak karena khawatir terjadi ledakan akibat pesawat yang jatuh," tutur Khadafi dengan wajah masih terkejut.
Tidak sampai di situ, kepanikan para penumpang semakin menjadi-jadi ketika setelah pesawat jatuh, seluruh aliran listrik di pesawat padam. Hal itu mengakibatkan pesawat menjadi gelap dan pengap karena lebih dari 15 menit penumpang belum diperbolehkan turun oleh awak pesawat.
Sementara itu, Zulfadli, penumpang lainnya mengatakan bahwa hampir 30 menit seluruh penumpang berada di dalam dan akhirnya diminta untuk turun dari pintu depan dan belakang pesawat.
"Anehnya, kami harus melompat dari pesawat, tanpa menggunakan tangga darurat atau sejenisnya. Karena panik, ya kami melompat saja," katanya.
Akibat hal tersebut, banyak penumpang yang terjatuh dan terjerembab ke tanah dan mengakibatkan pakaian sebagian penumpang kotor karena terkena lumpur.
"Sebagian penumpang benar-benar basah kuyup karena tersiram hujan. Lihat saja pakaian saya, benar-benar kotor," kata Zulfadli yang juga anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat itu.
0 komentar:
Post a Comment