Operator ponsel Jepang, Softbank, memperkenalkan produk smartphone terbaru yang bisa mengukur radiasi pada hari Selasa (29/05) lalu. Smartphone canggih ini merupakan bentuk dari kekhawatiran warga Jepang mengenai tragedi nuklir di Fukushima tahun lalu.
Model ponsel terbaru dari perusahaan Pantone tersebut dilengkapi dengan sensor yang bisa digunakan untuk mendeteksi seberapa besar radiasi yang sedang terpancar. Selain itu, pihak Softbank menyampaikan bahwa ponsel pintar yang tersedia dalam berbagai pilihan warna ini juga mampu mendeteksi sinar gamma dari jangkauan 0.05-9.99 microsievert per jam.
Meskipun sudah diperkenalkan secara massal, akan tetapi penjualan massal smartphone baru akan dirilis pada bulan Juli mendatang.
Sementara itu operator terbesar lain di Jepang, NTT DoCoMo sebelumnya sudah sempat memperkenalkan produk serupa pada festival tahun lalu. Namun mereka belum menentukan produksi massal dari ponsel tersebut.
Sebagaimana dilansir dari NY Daily News (31/05), warga Jepang memang semakin waspada tentang radiasi sejak gempa bumi berskala 9 SR dan tsunami pada Maret 2011 lalu yang akhirnya memicu peledakan generator nuklir di Fukushima. Kekhawatiran atas implikasi kesehatan dari kebocoran gas radioaktif tersebut lantas meningkatkan permintaan produk untuk mengukur radiasi di Jepang.
Model ponsel terbaru dari perusahaan Pantone tersebut dilengkapi dengan sensor yang bisa digunakan untuk mendeteksi seberapa besar radiasi yang sedang terpancar. Selain itu, pihak Softbank menyampaikan bahwa ponsel pintar yang tersedia dalam berbagai pilihan warna ini juga mampu mendeteksi sinar gamma dari jangkauan 0.05-9.99 microsievert per jam.
Meskipun sudah diperkenalkan secara massal, akan tetapi penjualan massal smartphone baru akan dirilis pada bulan Juli mendatang.
Sementara itu operator terbesar lain di Jepang, NTT DoCoMo sebelumnya sudah sempat memperkenalkan produk serupa pada festival tahun lalu. Namun mereka belum menentukan produksi massal dari ponsel tersebut.
Sebagaimana dilansir dari NY Daily News (31/05), warga Jepang memang semakin waspada tentang radiasi sejak gempa bumi berskala 9 SR dan tsunami pada Maret 2011 lalu yang akhirnya memicu peledakan generator nuklir di Fukushima. Kekhawatiran atas implikasi kesehatan dari kebocoran gas radioaktif tersebut lantas meningkatkan permintaan produk untuk mengukur radiasi di Jepang.
0 komentar:
Post a Comment