Berdasarkan penelitian terbaru di jurnal PLos Neglected Tropical Diseases, penyebaran infeksi parasit yang disebut penyakit Chagas hampir sama dengan cara penyebaran HIV pada mulanya. Untuk itulah penyakit ini disebut peneliti sebagai "AIDS baru Amerika."
Sama dengan AIDS, Chagas sukar untuk dideteksi dan memiliki masa inkubasi yang lama sebelum akhirnya menunjukkan gejala.
Seperti dilaporkan oleh New York Times, hingga saat ini telah 8 juta orang terinfeksi penyakit ini di Bolivia, Meksiko, Kolombia, dan Amerika Tengah. Ditamba lagi sekitar 30.000 orang di Amerika Serikat. Kebanyakan Chagas menyerang daerah-daerah kumuh, sementara di Amerika Serikat, Chagas banyak menyerang imigran.
Penyebaran Chagas yang cepat kemungkinan besar dikarenakan penanganan yang lambat terhadap penyakit ini. Seperti halnya HIV, Chagas bisa menyebar lewat gen dan tranfusi darah. Sebenarnya Chagas bisa ditangani jika diketahui sejak dini. Namun pengobatan yang mahal jarang bisa dijangkau oleh masyarakat miskin dan penelitian untuk mencari obat alternatif bagi penyakit ini masih sangat terbatas.
Chaga biasanya menular melalui gigitan serangga penghisap darah yang melepaskan parasit bernama Trypanosoma cruzi ke dalam aliran darah korban. Dari sana parasit akan bergerak menuju jantung dan berkembang biak.
Infeksi ini biasanya 'tidur' selama bertahun-tahun hingga akhirnya menyebabkan gagal jantung atau aritmia. Namun berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, terdapat juga kemungkinan parasit ni menyebabkan pembengkakan jantung yang mengakibatkan kematian mendadak saat jantung meledak.
Kematian akibat penyakit Chagas ini telah ada sejak dahulu, bahkan disebut-sebut sebagai penyebab kematian Charles Darwin. Peneliti di University of Maryland pernah melaporkan tiga penyebab kematian Darwin, termasuk penyakit Chagas. Darwin juga pernah menuliskan bahwa dia telah digigit oleh "serangga hitam besar yang tak bersayap" saat liburan pada tahun 1835. Darwin kemudian meninggal 47 tahun kemudian karena gagal jantung.
Sama dengan AIDS, Chagas sukar untuk dideteksi dan memiliki masa inkubasi yang lama sebelum akhirnya menunjukkan gejala.
Seperti dilaporkan oleh New York Times, hingga saat ini telah 8 juta orang terinfeksi penyakit ini di Bolivia, Meksiko, Kolombia, dan Amerika Tengah. Ditamba lagi sekitar 30.000 orang di Amerika Serikat. Kebanyakan Chagas menyerang daerah-daerah kumuh, sementara di Amerika Serikat, Chagas banyak menyerang imigran.
Penyebaran Chagas yang cepat kemungkinan besar dikarenakan penanganan yang lambat terhadap penyakit ini. Seperti halnya HIV, Chagas bisa menyebar lewat gen dan tranfusi darah. Sebenarnya Chagas bisa ditangani jika diketahui sejak dini. Namun pengobatan yang mahal jarang bisa dijangkau oleh masyarakat miskin dan penelitian untuk mencari obat alternatif bagi penyakit ini masih sangat terbatas.
Chaga biasanya menular melalui gigitan serangga penghisap darah yang melepaskan parasit bernama Trypanosoma cruzi ke dalam aliran darah korban. Dari sana parasit akan bergerak menuju jantung dan berkembang biak.
Infeksi ini biasanya 'tidur' selama bertahun-tahun hingga akhirnya menyebabkan gagal jantung atau aritmia. Namun berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, terdapat juga kemungkinan parasit ni menyebabkan pembengkakan jantung yang mengakibatkan kematian mendadak saat jantung meledak.
Kematian akibat penyakit Chagas ini telah ada sejak dahulu, bahkan disebut-sebut sebagai penyebab kematian Charles Darwin. Peneliti di University of Maryland pernah melaporkan tiga penyebab kematian Darwin, termasuk penyakit Chagas. Darwin juga pernah menuliskan bahwa dia telah digigit oleh "serangga hitam besar yang tak bersayap" saat liburan pada tahun 1835. Darwin kemudian meninggal 47 tahun kemudian karena gagal jantung.
0 komentar:
Post a Comment