Bagi kita resep ini mungkin hanya membuat perut mual dan ingin  muntah, tapi inilah yang terjadi di Cina yaitu makan telur yang direbus  dengan menggunakan air seni bocah cilik. Beberapa koki tradisional asal  China berharap menu khas daerah mereka bisa dinikmati oleh seluruh  dunia. Ternyata menu khas itu berupa telur rebus dalam air kencing anak  laki-laki. Meski terdengar menjijikan, ternyata menu ini menjadi  hidangan lokal nan lezat di Dongyang, Propinsi Zhejiang, Cina Timur  selama ribuan tahun.
Kini otoritas kebudayaan setempat ingin menyebarkan ajaran mengenai  resep itu untuk diekspor ke negara-negara lainnya, demikian lansir  ruanghati.com Mari Metro Inggris. Cara pengolahan telur itu membutuhkan  air seni atau urine. Dan air seni itu dikumpulkan dari sekolah-sekolah  lokal. Air seni yang terbaik biasanya berasal dari bocah laki-laki  berusia di bawah 10 tahun. Mereka diminta untuk buang air kecil di ember  yang kami kumpulkan secara fresh setiap hari,” jelas chef Lu Ming.
Kemudian telur-telur itu direbus dalam air seni. Rebusan pertama, utuh dengan kulitnya dan rebusan berikutnya tanpa kulit selama sehari semalam sebelum siap untuk dihidangkan. “Telur-telur ini rasanya lezat dan sehat juga berkhasiat untuk menghentikan demam. Bahkan juga bisa membantu anda jadi konsentrasi saat anda merasa lesu atau ngantuk,” jelas Ming.
“Kami ingin sekali menyebarkan resep ini ke seluruh dunia karena kami ingin orang-orang di luar China dapat dengan sepenuhnya menghargai kelezatan masakan kami.”

Proses merebus telur dengan menggunakan air kencing anak kecil
Kemudian telur-telur itu direbus dalam air seni. Rebusan pertama, utuh dengan kulitnya dan rebusan berikutnya tanpa kulit selama sehari semalam sebelum siap untuk dihidangkan. “Telur-telur ini rasanya lezat dan sehat juga berkhasiat untuk menghentikan demam. Bahkan juga bisa membantu anda jadi konsentrasi saat anda merasa lesu atau ngantuk,” jelas Ming.
“Kami ingin sekali menyebarkan resep ini ke seluruh dunia karena kami ingin orang-orang di luar China dapat dengan sepenuhnya menghargai kelezatan masakan kami.”
0 komentar:
Post a Comment