JEPANG menyerahkan posisinya sebagai ekonomi terbesar ke dua dunia kepada China pada 2010, karena produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi pada kuartal empat di tengah menurunnya konsumsi dan juga permintaan konsumen.
PDB tahunan turun 1,1 persen pada kuartal Oktober-Desember karena berakhirnya subsidi mobil dari penjualan mobil yang tinggi, pajak tembakau baru telah menekan permintaan rokok serta menguatnya yen yang berimbas pada ekspor.
Sementara angka kuartalan mengalahkan ekspektasi analis kontraksi 2,4 persen, menurut poling Dow Jones Newswires yang dilakukan terhadap para ekonom, Senin (14/2).
Ekonomi Jepang tumbuh 3,9 persen pada 2010, data pemerintah menunjukkan, tetapi masih lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan China yang cepat, tergeser menjadi ekonomi terbesar ketiga dunia.
Nominal PDB Jepang 5,474 triliun dolar pada 2010 yang kalah dengan PDB China yang mencapai 5,879 triliun dolar, menurut data tersebut.
Meski Jepang berhasil keluar dari resesi yang lama pada 2009, namun pemulihan ekonominya masih rentan dengan deflasi, utang publik yang tinggi, melemahnya permintaan domestik, melemahnya ekspor serta menguatnya yen yang semuanya itu mengkhawatirkan para pembuat kebijakan.
Bulan lalu Standard & Poor menurunkan peringkat kredit Jepang satu tahap ke "AA-" dari "AA", dengan mengurangi utang berjalan yang mendekati 200 persen dari PDB, tertinggi dari negara maju.
Pemerintahan Perdana Menteri Jepang Naoto Kan memprioritaskan reformasi jaminan sosial dan sistem perpajakan, tetapi nampaknya "approval rating" nya turun dan oposisi sejauh ini menolak untuk memulai pembicaraan masalah tersebut. (Ant/apr)
sumber : Wartakotalive
Hal ini membuat Cina menjadi kekuatan ekonomi no. 2 dunia setelah Amerika Serikat. Menurut Konsultan Ekonomi GK Dragonomics, Tom Miller, Cina lebih unggul karena Jepang tidak mampu membendung ekspansi pabrik Cina di bidang infrastruktur dan industri domestik. Kata Miller, pertumbuhan ekonomi Jepang turun 0,3 persen karena jatuhnya tingkat ekspor dan pasar dalam negeri akibat terjangan produk impor dari Cina.
Dragonomics mencatat, pendapatan domestik bruto (PDB) Cina pada 2010 mencapai 5,8 triliun dolar atau sekitar 50 ribu triliun rupiah. Angka ini mengalahkan PDB Jepang yang berjumlah sekitar 40 ribu triliun rupiah. Namun demikian, kata Miller, meski Cina lebih unggul, warga Jepang jauh lebih makmur dibandingkan Cina. Pendapatan rata-rata per orang di Cina adalah 40 juta per tahun, sementara di Jepang hampir 10 kali lipatnya. Selain itu, sebagian besar warga Cina juga tinggal di pedesaan dibandingkan di kota. (BBC)
PDB tahunan turun 1,1 persen pada kuartal Oktober-Desember karena berakhirnya subsidi mobil dari penjualan mobil yang tinggi, pajak tembakau baru telah menekan permintaan rokok serta menguatnya yen yang berimbas pada ekspor.
Sementara angka kuartalan mengalahkan ekspektasi analis kontraksi 2,4 persen, menurut poling Dow Jones Newswires yang dilakukan terhadap para ekonom, Senin (14/2).
Ekonomi Jepang tumbuh 3,9 persen pada 2010, data pemerintah menunjukkan, tetapi masih lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan China yang cepat, tergeser menjadi ekonomi terbesar ketiga dunia.
Nominal PDB Jepang 5,474 triliun dolar pada 2010 yang kalah dengan PDB China yang mencapai 5,879 triliun dolar, menurut data tersebut.
Meski Jepang berhasil keluar dari resesi yang lama pada 2009, namun pemulihan ekonominya masih rentan dengan deflasi, utang publik yang tinggi, melemahnya permintaan domestik, melemahnya ekspor serta menguatnya yen yang semuanya itu mengkhawatirkan para pembuat kebijakan.
Bulan lalu Standard & Poor menurunkan peringkat kredit Jepang satu tahap ke "AA-" dari "AA", dengan mengurangi utang berjalan yang mendekati 200 persen dari PDB, tertinggi dari negara maju.
Pemerintahan Perdana Menteri Jepang Naoto Kan memprioritaskan reformasi jaminan sosial dan sistem perpajakan, tetapi nampaknya "approval rating" nya turun dan oposisi sejauh ini menolak untuk memulai pembicaraan masalah tersebut. (Ant/apr)
istimewa
Hal ini membuat Cina menjadi kekuatan ekonomi no. 2 dunia setelah Amerika Serikat. Menurut Konsultan Ekonomi GK Dragonomics, Tom Miller, Cina lebih unggul karena Jepang tidak mampu membendung ekspansi pabrik Cina di bidang infrastruktur dan industri domestik. Kata Miller, pertumbuhan ekonomi Jepang turun 0,3 persen karena jatuhnya tingkat ekspor dan pasar dalam negeri akibat terjangan produk impor dari Cina.
Dragonomics mencatat, pendapatan domestik bruto (PDB) Cina pada 2010 mencapai 5,8 triliun dolar atau sekitar 50 ribu triliun rupiah. Angka ini mengalahkan PDB Jepang yang berjumlah sekitar 40 ribu triliun rupiah. Namun demikian, kata Miller, meski Cina lebih unggul, warga Jepang jauh lebih makmur dibandingkan Cina. Pendapatan rata-rata per orang di Cina adalah 40 juta per tahun, sementara di Jepang hampir 10 kali lipatnya. Selain itu, sebagian besar warga Cina juga tinggal di pedesaan dibandingkan di kota. (BBC)
0 komentar:
Post a Comment