Global Worming, lagi-lagi dampak global worming terus-menerus menampakkan wujudnyadari mulai ratusan warga eropa mati kepanasan, banjir dibrasil, banjir di australia, banjir di cina, topan dasyat di australia, suhu ekstrim di beberapa negara. hingga puluhan binatang mati membeku dimeksiko.
Penurunan suhu yang drastis dan matinya penghangat listrik menimbulkan bencana di Kebun Binatang Chihuahua, kota Aldama, Meksiko Utara. Dilaporkan, sebanyak 65 hewan dari berbagai spesies mati membeku di suhu yang mencapai minus 15 derajat celcius.
Seperti dilansir dari stasiun berita CNN, hewan-hewan yang mati adalah seekor monyet Capuchin, 14 burung kakatua dan parkit, 12 ular, tiga buaya, lima iguana, 10 burung merak, dan 20 ekor ayam betina. Jumlah mereka adalah 10 persen dari populasi keseluruhan kebun binatang.
Monyet Capuchin, yang baru berumur enam bulan dan lahir di kebun binatang tersebut ditemukan membeku. Sementara itu, orangtuanya, saat ini tengah menjalani perawatan setelah juga ditemukan dalam keadaan membeku. Mereka dilaporkan menderita hypothermia atau radang dingin.
Tiga buaya yang mati akibat kedinginan adalah buaya terakhir di kebun binatang tersebut.
"Banyak faktor mengapa insiden ini terjadi. Kami terbiasa dengan cuaca dingin, namun tidak yang seperti ini," ujar pemilik kebun binatang tersebut, Alberto Hernandez.
Penyebab pertama, ujar Hernandez, adalah turunnya suhu dalam waktu yang cepat. Suhu ekstrem dimulai pada Sabtu pekan lalu, kala itu suhu turun hingga minus 15 derajat celcius. Insiden terjadi, karena tidak adanya peringatan dari badan prakiraan cuaca pemerintah mengenai penurunan suhu tersebut. Sehingga, pihak kebun binatang tidak sempat terlambat mempersiapkannya.
Kedua, jelas Hernandez, suhu dingin yang ekstrem membuat sistem kelistrikan di kebun binatang mati, termasuk di dalamnya pemanas dan lampu di kebun binatang. Hal ini membuat penjaga malam menyalakan pemanas dari pipa gas.
"Mereka menyalakan pemanas gas dan meninggalkannya, padahal mereka tidak tahu bahwa pipa gas membeku dan tidak dapat bekerja," ujar Hernandez.
Seperti dilansir dari stasiun berita CNN, hewan-hewan yang mati adalah seekor monyet Capuchin, 14 burung kakatua dan parkit, 12 ular, tiga buaya, lima iguana, 10 burung merak, dan 20 ekor ayam betina. Jumlah mereka adalah 10 persen dari populasi keseluruhan kebun binatang.
Monyet Capuchin, yang baru berumur enam bulan dan lahir di kebun binatang tersebut ditemukan membeku. Sementara itu, orangtuanya, saat ini tengah menjalani perawatan setelah juga ditemukan dalam keadaan membeku. Mereka dilaporkan menderita hypothermia atau radang dingin.
Tiga buaya yang mati akibat kedinginan adalah buaya terakhir di kebun binatang tersebut.
"Banyak faktor mengapa insiden ini terjadi. Kami terbiasa dengan cuaca dingin, namun tidak yang seperti ini," ujar pemilik kebun binatang tersebut, Alberto Hernandez.
Penyebab pertama, ujar Hernandez, adalah turunnya suhu dalam waktu yang cepat. Suhu ekstrem dimulai pada Sabtu pekan lalu, kala itu suhu turun hingga minus 15 derajat celcius. Insiden terjadi, karena tidak adanya peringatan dari badan prakiraan cuaca pemerintah mengenai penurunan suhu tersebut. Sehingga, pihak kebun binatang tidak sempat terlambat mempersiapkannya.
Kedua, jelas Hernandez, suhu dingin yang ekstrem membuat sistem kelistrikan di kebun binatang mati, termasuk di dalamnya pemanas dan lampu di kebun binatang. Hal ini membuat penjaga malam menyalakan pemanas dari pipa gas.
"Mereka menyalakan pemanas gas dan meninggalkannya, padahal mereka tidak tahu bahwa pipa gas membeku dan tidak dapat bekerja," ujar Hernandez.
sumber :VIVAnews
0 komentar:
Post a Comment